Refleksi 52 Tahun Hikmahbudhi; Dekade Perjuangan Menuju Masa Emas Agama Buddha.

oleh Ravindra - Sekretaris Jenderal Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia.

203
foto Sekretaris Jendral PP HIKMAHBUDHI

Tepat pada hari ini, Selasa 16 Mei 2023, Hikmahbudhi genap berusia 52 tahun. Usia yang cukup matang setelah menempuh lebih dari lima dekade malang melintang dalam pembangunan umat dan bangsa. Sejak tahun 70an, pergerakan mahasiswa buddhis terbilang cukup progresif dan reformis dibuktikan melalui pembentukan Keluarga Mahasiswa Buddhis Universitas Indonesia yang kemudian di perluas cakupan nya menjadi KMB Djakarta pada 1971 yang kemudian menjadi cikal-bakal lahirnya organisasi kita yang tercinta ini, Hikmahbudhi.

52 tahun tentunya bukanlah waktu yang sebentar, berbagai dinamika dan ujian perjuangan telah dilalui dengan cara seksama dan konstruktif demi terwujudnya cita-cita organisasi kita yaitu menegakkan kebenaran, keadilan, dan nilai-nilai kemanusiaan demi mewujudkan perdamaian dan terbebasnya penderitaan.

Sejarah telah mencatat bagaimana kontribusi Hikmahbudhi kepada umat, bangsa dan negara. Mulai dari Kontribusi intelektual, kontribusi kebangsaan serta kontribusi spiritual. Pelbagai sejarah perjuangan para pendahulu kita tentunya tidak hanya menjadi cerita saja, namun harus menjadi pijakan dalam berorganiasasi serta dorongan semangat untuk terus berbuat bagi kemajuan umat dan negara tentunya.

Perlu kita ingat, pada masa-masa orde baru, Hikmahbudhi menjadi bagian dari pergerakan nasional masyarakat sipil dalam menentang otoritarianisme demi mewujudkan demokratisasi indonesia. Sehingga menjadi penting bagi kita sebagai kader penerus untuk terus berjuang mendorong terciptanya bangsa indonesia yang adil makmur dan sejahtera melalui ajaran Buddhadharma.

52 Tahun sudah kita terus berjuang demi mengikis Label Masyarakat Ekslusif yang melekat kepada umat buddha, mencari titik tengah antara Dimensi Ritual dengan Dimensi Kemasyarakatan, melawan Penumpulan Nurani dan Pendangkalan Intelektual, serta terus melakukan dinamisasi dalam stratak Hikmahbudi melalui Reposisi dan reorientasi gerakan yang ditujukan agar Hikmahbudhi mampu menjadi organisasi yang Revolusioner dan mampu menerjemahkan ajaran buddhadharma secara praxis.

Hilirisasi nilai-nilai perjuangan Hikmahbudhi adalah salah satu wujud kontribusi kita sebagai penerus perjuangan para pendahulu sebagai upaya mewarisi api perjuangan dengan mengedepankan prinsip-prinsip pergerakan Hikmahbudhi yaitu Prinsip Kesederhanaan, Prinsip Perubahan serta Prinsip Anti-Kekerasan yang tentunya hanya bisa dicapai dengan kecakapan Sumber Daya Manusia dalam organiasasi yang memiliki Ideologi yang kuat, Keteladanan yang kuat, Kepemimpinan yang kuat serta Solidaritas dan Persaudaraan yang kuat.

Sebagai satu-satunya organisasi mahasiswa Buddhis lintas sekte dan aliran, Hikmahbudhi telah membuktikan bahwa persaudaraan antar pemuda dan mahasiswa Buddhis sangat kuat terlepas apapun sekte dan alirannya dalam sektor spritual. Hikmahbudhi adalah rumah besar persatuan kelompok muda khususnya mahasiswa buddhis di indonesia yang tak pernah lelah menebar cinta kasih dan perdamaian bagi umat maupun bangsa indonesia.

Selain kebhinekaan, daya kritis kader Hikmahbudhi adalah aset berharga Agama Buddha di Indonesia yang tentunya harus terus dirawat dan dikembangkan. Kemampuan berpikir kritis kader Hikmahbudhi perlu diarahkan kepada hal-hal yang produktif untuk membedah persoalan umat dan bangsa serta merumuskan langkah-langkah srtategis menghadapi berbagai persoalan kedepan seperti arus digitalisasi, ketidakpastian ekonomi, konflik-konflik keagamaan, geopolitik internasional dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, adalah suatu keharusan bagi Hikmahbudhi untuk terus melakukan upaya kaderisasi serta pemutakhiran silabus demi terwujudnya kader masa depan yang mampu menjemput era emas agama buddha diindonesia dengan kemapanan intelektual dan spiritual melalui penempaan sistem kaderisasi nasional hikmahbudhi melalui kurikulum yang sistemik dan revolusioner. Masa depan Hikmahbudhi menjadi tanggung jawab kita bersama, mendahulukan persatuan dan kebersamaan adalah kunci umur panjang hikmahbudhi, dan kitalah yang harus menjaganya.

Appamadena Sampadetha!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here